Putus Mata Rantai Buta Aksara, Pertamina Luncurkan Rumah Pintar di Jayapura
![]() |
Foto bersama peserta didik, masyarakat, dan pihak pertamina. Foto: Nadia |
Bertempat di rumah warga RW 02 Kelurahan Imbi, Jayapura, PT
Pertamina MOR VIII Maluku dan Papua mendirikan Rumah Pintar Pertamina. Tempat
belajar di rumah Wa Ode yang juga aktivis pendidikan tersebut diresmikan oleh
Eko Kristiawan, Manager CSR & Communication PT Pertamina MOR VIII Maluku
dan Papua pada Jumat (6/7/2018). Acara peresmian turut dimeriahkan dengan
antusiasme anak-anak dalam mengikuti lomba mewarnai.
"Idenya membantu anak putus sekolah dan buta huruf.
Ternyata di daerah sekitar TBBM Jayapura cukup banyak, sehingga inilah bentuk
peran kecil Pertamina mendukung pemerintah daerah untuk mengentaskan buta
aksara dan menyelesaikan ijazah resmi," ujar Eko.
Meskipun angka melek huruf Provinisi Papua mengalami
peningkatan hingga mencapai presentase 75.92% (BPS. 2013), Kota Jayapura
sebagai ibukota provinsi masih menunjukkan banyaknya kasus buta huruf. Tidak
hanya pada anak yang putus sekolah, hambatan membaca ini juga terjadi pada anak
yang mengenyam pendidikan formal di sekolah.
Hal ini menjadi perhatian PT Pertamina MOR VIII Terminal BBM
Jayapura hingga dibentuklah Rumah Pintar Pertamina. Untuk tahun ini Pertamina menargetkan 50
peserta yang terdiri dari peserta kelas anak-anak dan kelas remaja dewasa .
Peserta dapat belajar baca tulis didampingi fasilitator setidaknya satu kali
sepekan dan dapat berlatih membaca buku-buku bacaan anak yang didonasikan di
waktu lainnya.
Rumah Pintar Pertamina sendiri dilengkapi dengan sejumlah
sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang bekerjasama dengan Yayasan
Filantra. Dengan begitu, selama enam bulan ke depan, diharapkan para peserta
dapat meningkatkan kemampuan baca tulis sehingga bagi yang bersekolah dapat
memaksimalkan diri dalam proses KBM formal dan bagi yang putus sekolah dapat
mempersiapkan diri untuk ujian kejar paket tahun berikutnya.
Noak Piet Sarwa selaku Ketua RT 01 RW 02 Kelurahan Imbi,
menyatakan harapan serta apresiasinya atas program pendidikan ini.
"Karena tanpa pendidikan itu bagaimana mereka bisa
maju. Saya tak mau anak-anak tanpa sekolah dan ijazah," jelas Noak. (dra)