Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional Pasca Pandemi Covid-19, Sampoerna Kembangkan Desa Wisata
Suasana Desa Wisata Bondowoso Tirta Agung, Sukosari Kidul. PT HM Sampoerna Tbk. bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk pemulihan ekonomi nasional melalui program klinik BUMDesa di beberapa kawasan Desa Wisata. |
Mediacsrindonesia.com - Jawa Timur. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul oleh pandemi. Meski sebelumnya sektor ini tengah digenjot serta sosialisasi ekonomi berbasis pariwisata di tingkat desa dengan konsep desa wisata atau homestay semakin marak, sektor parwisata terpaksa harus menahan napas akibat situasi Covid-19.
Dengan
kondisi yang kian membaik dan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) di sejumlah daerah, sektor pariwisata pun perlahan dapat kembali
bergeliat. Destinasi wisata domestik menjadi pilihan bagi para pelancong yang
sudah penat, karena dianggap lebih rendah risiko dibandingkan wisata ke luar
negeri.
Meski demikian, masih banyak pelaku pariwisata yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak, khususnya selama pandemi yang telah menurunkan daya tarik wisata dan berdampak pada perekonomian yang bergantung pada pariwisata.
Terlebih bagi para
pelaku desa wisata yang masih dalam tahap pengembangan kapabilitas dan daya
tariknya. Pertumbuhan desa wisata, yang memiliki potensi besar menjadi tujuan
wisata alternatif dan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, kian terhambat
akibat pandemi.
Dalam
pengelolaan program desa wisata di berbagai wilayah, pemerintah juga memerlukan
keterlibatan pihak swasta. Selain dari dukungan pendanaan, pihak swasta
diharapkan dapat terlibat pada tahap awal untuk mengidentifikasi potensi sumber
daya desa untuk program desa wisata ini.
Inilah salah satu upaya yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui program Sampoerna Untuk Indonesia di bawah pilar Pengembangan UMKM.
Bekerja
sama dengan Yayasan Rumah Kita Sidoarjo (YRKS), Sampoerna memberikan dukungan
untuk pengembangan program desa wisata di beberapa desa, seperti pada empat
desa di Jawa Timur, yaitu Desa Kendalbulur Tulungagung, Desa Penanggal
Lumajang, Desa Sukosari Kidul Bondowoso, dan Desa Cendono Pasuruan.
Di
keempat desa tersebut, Sampoerna bersama YRKS terlibat penuh dalam program
Klinik Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) 2021 – Pengembangan Desa Wisata
Berbasis BUMDesa, yang merupakan kelanjutan dari program serupa pada tahun
sebelumnya.
Program Klinik BUMDesa 2021 ini diawali dengan pelatihan pengembangan desa wisata berbasis BUMDesa. Peserta pelatihan mendapatkan materi tentang pembuatan rencana kerja, bisnis, tata kelola pengunjung, regulasi, legalitas hingga standar CHSE (Cleanliness - Health - Safety - Environment Sustainability).
Terlebih, CHSE sebagai jaminan standar kebersihan, diharapkan dapat memberikan
ketenangan bagi calon wisatawan di tengah kondisi pandemi.
Melalui
kegiatan ini, ada tiga sasaran yang dituju, yaitu mengembangkan kapasitas
manajerial pengelolaan BUMDesa wisata, mengembangkan inovasi produk dan
pemasaran BUMDesa pariwisata berbasis digital, serta memberdayakan UMKM yang
mendukung potensi wisata.
Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Abdul Halim Iskandar menyatakan
bahwa pengembangan desa wisata dapat memiliki efek pengganda turunan pada setiap
industri yang terlibat; dari pengembangan melalui mekanisme Padat Karya Tunai
Desa hingga pengelolaan yang terstruktur oleh BUMDesa, maka pengembangan desa
wisata dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa.
Menurut
Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat, desa wisata telah menjadi
sentra baru perputaran ekonomi masyarakat terutama di masa pandemi.
“Optimalisasi
potensi desa dalam program desa wisata menunjukkan adanya penyerapan tenaga kerja,
pemberdayaan warga sekitar, serta bangkitnya UMKM yang ada di masyarakat. Hal
itu secara langsung meningkatkan pendapatan masyarakat lokal yang akhirnya
mendorong roda perekonomian,” ungkap Ishak.
Seperti
disampaikan oleh Sanari, Kepala Desa Cendono, pendampingan yang didukung penuh oleh
Sampoerna dan YRKS tersebut membawa dampak positif bagi perekonomian setempat.
“Pendampingan dari Klinik BUMDesa membawa warna baru di Desa Wisata Coban goa Jalmo di Desa Cendono. Jumlah pengunjung harian meningkat, pendapatan juga meningkat, dan semoga kami dapat berkontribusi lebih bagi kesejahteraan masyarakat Desa Cendono ke depannya serta menjadi kebanggaan Kabupaten Pasuruan,” ujar Sanari.
Pendampingan
dilengkapi dengan promosi Desa Wisata. Salah satunya melalui festival bertajuk “Festival
Wisata Desa”, di mana pengelola program mempertemukan pelaku usaha desa wisata, pelaku
UKM, dan penggiat media sosial, dengan beragam kegiatan atau produk unggulan
seperti seni, budaya, kuliner, dan lainnya dari masing-masing desa.
Festival
Wisata Desa mengangkat tema #MajuBersamaDesa. Tagar ini digunakan sebagai landasan
untuk mewujudkan skema para pemangku kepentingan hasil sinergi antara unsur pemerintah,
swasta, perguruan tinggi, media dan juga masyarakat untuk mewujudkan kebangkitan
ekonomi di desa di masa pandemi. Secara khusus, dalam hal ini melalui sektor pariwisata
berbasis BUMDesa.
Denyut sektor pariwisata perlahan memulih, seiring dengan pelonggaran PPKM, laju vaksinasi, dan ketaatan protokol kesehatan masyarakat. Peran mereka dalam pemulihan ekonomi nasional juga akan kian bertumbuh, sebuah peran yang dapat menjadi lebih signfikan dengan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. (Endra)